Rabu, 03 September 2008

"Cinta Yang Berkesan"


Dear Diary,
Hai Di, udah lama Vella ngga nulisin kamu yah,
banyak banget yang Vella mau ceritain ke kamu
Di. Tadi pagi Vella sama temen-temen
ngomongin cowok masing-masing. Di masih inget
sama Evan kan? cowoknya Vella? Vella malu
banget deh sama dia. Dia soalnya nggak kayak
cowok-cowok temen Vella yang lain Di. Sebel deh
sama Evan, bayangin deh Di semua minusnya
Evan nih yah:

Minus 10 karena dia nggak punya handphone,
padahal cowok-cowok temen Vella yang lain
punya handphone.
Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil
sama ortunya karena belum 17, padahal cowok-
cowok temen Vella yang lain biar sama-sama
SMP udah boleh bawa sendiri!
Minus 10 karena dia itu rambutnya cuma cepak
biasa, padahal cowok-cowok temen Vella yang
lain itu rambutnya gaya abhies.
Minus 10 buat dia karena dia itu nggak suka
ketempat-tempat dugem Di, padahal Vella suka
banget ke sana, malu banget nggak sih punya
cowok kayak gitu.
Minus 10 buat dia lagi Di, karena dia nggak punya
satu pun jacket XSML, padahal cowok-cowok
temen Vella yang lain sering banget belanja
disana, kalau dia sih paling pake bajunya bangsa
bangsa jacket yang merek FILA (idih banget
nggak sich Di!).
Minus 10 banget (dan yang ini banget banget-
banget) karena dia masih suka bawa makanan
dari rumah buat makang siang ke sekolah! Gila
yah Di, malu-maluin banget nggak sih!
Sumpah yah Di, Vella malu banget sama dia,
kayaknya mau putus aja deh Di.
Dear Diary,
Hari Ini valentine, pas Evan ke kelas Vella mau
kasih kado, Vella cuma diem aja. Seharian itu Di,
Vella ngindarin dia abis-abisan, dia bingung gitu
kayaknya Di, kenapa Vella ngindar terus.

Sampe rumah dia nelepon Vella, Vella males tapi
ngomong sama dia Di, Vella suruh pembantu
bilang ke Evan kalau Vella belum pulang. Dia
nelepon 4 kali hari itu tapi Vella males nerima.

Kira-kira 3 harian deh kayak gitu, tiap di sekolah
Vella ngindarin Evan pake cara ke WC cewek lah
atau ngumpet-ngumpet lah, dan di rumah Vella
selalu nggak mau nerima telepon dari dia,
kayaknya Vella bener-bener udah illfeel dan malu
pacaran sama dia Di!

Akhirnya waktu itu hari Senin, seperti biasa pas di
sekolah, Vella ngindarin dia. Pas pulang sekolah
Vella ngumpul di kantin sama temen-temen Vella.
Mereka pada nanya kok Vella ngindarin Evan
terus Vella diem aja, tapi setelah didesak
akhirnya Vella ngaku juga Vella ngomong, "Ah
bete banget gue sama tuh cowok, udah nggak
ada modal mendingan gaul, dan mukanya setelah
gue pikir-pikir biasa banget, ya ampun kok gue
dulu mau yah jadi sama dia? dipelet kali yah
gue!!"

Tiba tiba semua pada diem dan ngeliat ke arah
punggung Vella, Vella bingung dan nengok Di, ya
Tuhan Di, ternyata ada Evan di belakang Vella
dan kayaknya dia denger yang Vella baru ucapin
barusan. Vella cuma bisa diem tapi Vella sempet
ngeliat Evan sebentar. Dia diem, mukanya nunduk
ke bawah terus dia pelan-pelan pergi dari situ.

Vella diem aja, ada beberapa yang
ngomong "Hayo loo Vel, dia denger lho!!"

Tapi ada juga yang ngomong, "Udahlah Vel,
baguslah denger, nggak ada untungnya tetep
sama dia, ntar elo juga bisa dapet yang lebih
bagus."

Bener juga yah Di, ya udah Vella cuek aja, syukur
deh kalau dia denger. Dia mau minta putus juga
ayo, mau banget malah Vella.

Dua hari pun berlalu Di, dan sejak saat Evan udah
nggak berusaha nyamperin Vella di sekolah atau
nelepon Vella. Tiap ketemu di sekolah dia cuma
diem dan ngelewatin Vella aja.

Seminggu berlalu, 2 minggu berlalu sejak hari itu,
Vella mulai ngerasa ada sesuatu yang ilang Di,
nggak tau kenapa Vella mulai ngerasa kehilangan
sesuatu, kadang-kadang Vella suka bengong
bingung sendiri, cuma Vella berusaha ilangin
perasaan itu. Vella nggak tau kenapa jadi males
kemana mana, pengennya sendiri aja, males
ngapain. Semua orang jadi bingung kenapa Vella
berubah jadi kayak gini. Vella sendiri juga nggak
tau kenapa Di.

Dear Diary,
Minggu malem nih Di, Ujan deres banget, Vella
diem dan ngerenung di dalam kamar. Tiba-tiba di
channel V ada lagunya Janet JaCkson Di! Tau
kan liriknya?

Doesn't really matter what the eyes is seeing,
Cause im in love with the Inner being.

Saat itu tiba-tiba Vella nangis Di, Vella baru
sadar... Betapa baiknya Evan... Vella nangis
senangisnya Di, karena Vella baru sadar betapa
begonya Vella...

Minus 10 karena Evan nggak punya HP Di, tapi
plus 100 karena dia tiap malem rela jalan jauh ke
wartel buat Nelpon Vella ngucapin selamat tidur
setiap hari...
Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil
sama ortunya karena belum 17 Di, tapi plus 100
karena tiap malem minggu dia rela naik sepeda
jauh dari kemang ke bona indah khusus ngapelin
Vella biar ujan sekalipun...
Minus 10 karena dia rambutnya cuma botak biasa
dan nggak suka di spike, tapi plus 100 karena
dalam keadaan rambut Vella apapun baik bagus
maupun lagi jelek, mau salah potong atau salah
blow atau salah model dia selalu bilang Vella
cantik banget...
Minus 10 karena dia nggak suka ke tempat
dugem Di, tapi plus 100 karena dia rela nemenin
Vella ke tempat-tempat kayak gitu, meski dia
nggak suka dan rela dimarahin ortunya karena
pulang pagi nemenin Vella... dengan naik taksi ke
rumahnya...
Minus 10 karena Evan nggak punya jacket XSML
dan hanya punya jacket FILA biasa, tapi plus 100
karena kalau ujan di sekolah dia selalu minjemin
Vella jacketnya meski dia sendiri kedinginan...
Minus 10 karena dia bawa makan siang ke
sekolah, tapi plus 100 karena ternyata nabung
uang jajan makan siangnya buat beli kado
valentine buat Vella...
Dari 60 minus yang Evan punya Di, dia punya 600
Plus di hati Vella... dari 1000 kekurangan Evan,
dia punya semilyar kebaikan... Ya Tuhan Di,
betapa begonya Vella yah... Vella yang berutung
sebenernya punya cowok Evan, dan Vella juga
yang nyakitin Evan, padahal nggak pernah
sekalipun dia nyakitin Vella. Malemnya Vella
nangis lama banget Di.
Dear Diary,
Vella ketemu sama Evan di sekolah. Vella kejar
dia dan bilang Vella mau ngomong, Evan diem
aja, tapi pulang sekolah dia nanya Vella mau
ngomong apa. Vella kasih dia kartu buatan Vella,
Vella cium pipi dia dan Vella bilang minta maaf
karena Vella udah nyakitin dia. Dia cuma diem aja
terus pulang... Vella cuma bisa diem karena
sadar, Vella yang berbuat, Vella juga yang
kehilangan... Sakit banget rasanya Di, Vella
pulang sekolah nangis tapi juga sadar itu semua
Vella yang bikin dan Vella pula yang nanggung
resiko-nya...

Malem itu tiba tiba mama ngetok pintu kamar
Vella, katanya ada telepon. Ternyata bener Di, itu
Evan, dia udah maafin Vella, dia udah lupain
semuanya... aduh Di, girang banget hati Vella, hi
hi hi senengnya.

Nanti malem Evan mau kesini Di, dan Vella mau
dandan secantik-cantiknya buat Evan, jadi Vella
udahan dulu yah Di... thanx banget udah denger
curhat-nya Vella, Vella belajar satu hal Di:

Hargailah apa yang kamu miliki sekarang,
Karena tanpa kamu sadari,
Kamu begitu beruntung telah memiliki-nya.

Selamat malem diaryku...
NB: Minus 10 Di, karena mukanya tidak tampan,
tapi plus 100 karena hatinya luar biasa tampan...

Created By: Vella

"Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana"

Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.

Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”

Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.

Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.

Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.

Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.

Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.

Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.

”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.

”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.

Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.

Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.

Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.

”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.

Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.

Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.

Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.

”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.

Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?

Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?

Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.

Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.

Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.

Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Lewat kata yang tak sempat disampaikan

Awan kepada air yang menjadikannya tiada

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *

Created By: Inayanti


"Inilah Kisahku"

waktu saya kelas I SMA dulu, aku punya fan’s kelas 3 SmP N 2 Dewaruci yang cakep…

Nama nya dewi. Menurut aku dia itu paling cakep dari pada cewe-cewek lain yang ada di skull aku, gak ada yg cakep-cakep selain dia…..setelah hampir lewat 7 bulan aku udah ngeliat dia tanpaidentitasnya di bunyu, gue coba cari tau siapa dia…akhirnya aku tau namanya dari taman dekat rumah saya..
dan saya pun mencari tau alamat rumahnya…!!!setelah sayaudah tau nama dan alamat rumahnya aku berusaha mengirim kan sebuah surat ke dia.

kebetulan ada 1 teman sekelasku yang dekat dengan rumahnya. lalau saya titipkan saja surat itu kepada teman saya untuk mengasihkannya…!
gak lama kemudian dia membalas suratku, saya senang banget… karnah bisa mendapat kan surat darinya…!!!
dan dia juga mengajak ntar malam untuk ketemuan di samping bank Mandiri, malam harinya saya udah menunggu deluan di samping bank Mandiri. Setelah selesai sholat isya aku lihat ada sesorang cewek yang catik keluar dari mesjid. pikirku mengatakan bahwa dia adalah bidadari ciptaan tuhan yang sangat indah. gadis cantik itu menyapaku dan menyambutku dengan salam,.. aku

sangat terkejut dan kaget..!! rupanya gadis cantik itu adalah orang yang aku cintai. [ karna waktu itu aku melihat nya gak seperti ini dia nya ]. Dia sapa nama ku ” azay ya ” aku pun menjawab ” iya “. Dianya tersenyum kepadaku. lalu kami pun ngombrol dengannya. Asyik + senang banget.Dari sini juga saya tau klo dia tuh seorang guru ngaji dan guru tilawah di masjid itu dan dia juga seneng banget lagu dangdut dan lagu rabbana.

Keasyikan ngombrol ada sebuah cahaya lampu motor dari belakang, rupanya cahaya lampu itu adalah bapak nya si dewi lalu dia di marahin karna, abis pulang dari masjid gak langsung pulang kerumah nya.kami pun bubaran. karna udah ketahuan sama bapaknya.

Keesokan harinya dia memberiku surat klo dia minta ma’f pasal semalam ada bapaknya. aku pun membalas surat nya.
udah lama kami bermain surat dan kamipun sering jalan barengan klo dewi sedang bermalam di rumah tantenya..!! [ sebab tante nya mendukung kami ]. Beberapa waktu udah berjalan saya rasa PDKTku udah selesai dan sa’at nya aku nembak dia. Tapi saya masih ragu klo, saya diterima atau tidak.

Waktu ada acara ceramah agama yang di selenggarakan oleh PT PERTMINA Bunyu. dia mangambil kesempatan itu untuk mengajakku ketemuan lagi…!!! dalam pertemuan ini,Dia mau membahas yang terpenting, Hati ku sempat gugup dan aku mencari letak kesalahanku, karna aku takut kehilangan dirinya…!!! soalnya aku sayang banget sama dia…!!!

parkiran motor masjid AL-KAUTSAR di situlah janji kami berdua dari dalam surat itu.Saya menunggunya agak lama, kemudian dewi udah tiba dan dia menagetkan aku dari belakang selain kaget itu aku juga terkejut dia bersama seeorang cowok yag lebih kecil dari aku. dan aku pun sempet Cemburu sama cowok itu. dia mengatakan ” Nahhhhhh Cemburu ya…. neh pacar baru ku perkenalkan namanya Andi” pikiran ku sangat kacau dan berhamburan [ughhhh*%^@#%^^@%$%!^&&*+||_+|_@#%$#$#$@].
Setiap dia ngomong ama saya,Saya sok cuek aja sama dia karna hati ku hancur…!!! dia pun banyak cerita tentang cowo itu…!!! Karnah aku muyak sekali dengan ngomborolannya itu lalu aku menjawab ” STOP DEWI … STOP DEWI… TADI DALAM SURAT KAMU, KAMU MENGATAKAN DALAM PERTEMUAN INI KAMU MAU NGOMONG SESUATU YANG PENTING, EMANG NYA YANG TERPENTING APA ….??? APA DEWIIIII…!!! APA INI DENGAN PAMERKAN PACAR BARU KAMU IYA…..” Serentakku mengatakan.
Lalu dia diam sejenak lalu dia mengatakan ” Azay sebetul nya yang terpenting bukan ini, yang terpenting adalah status ku di hatimu, kita sudah kenal lebih dekat, sering jalan barengan dengan sembunyi-sembunyi dari orang tua ku, senang atau susah kita berdua kita selalu hadapi bersama, kita selau canda - tawa berdua. dan masih banyak lagi yang selalu kita lakukan dulu sampe sekarang. sekarang aku mau nanya ke kamu, kamu tuh menganggap diri ku apa….???? status ku ke kamu apa….???? apa sekedar teman doank…. klo IYA sudah sampai disini aza. Tapi perlu yang kamu ketahui aku CINTA DAN SAYANG sama kamu AZAY. biarlah saya mengatakan sejujur nya dari hatiku, walaupun saya merasa malu di hadapanmu. tapi aku udah gak bisa pendam persaaanku padamu”.

Alangkah kagetnya aku mendengarnya dia mengeluarkan ucapanya kata - kata itu sambil menangis di sampingku. lalau aku mengatakan sambil memegang tagan nya, aku berucap ” DEWI AKU JUGA SANGAT CINTA DAN SAYANG AMA KAMU, TULUSSS SEPENUH HATI KU”.

Lalu di melepaskan tangan nya dari genggaman tangan ku lalau dia memelukku dengan erat - erat sepenuh tenaga nya dan dia mencium ku…!!!,DUh aku sangat malu di depan pacar,…!!! aku berpikir dan bertanya “DEWI kamu gak salah ucap kan tadi” dia tersenyum dan mejawab ” salah ucap apa…??? aku bener cinta sama kamu” aku menjawab lalu dia siapa ….?? [ menunjukke cowo itu ]“. Dewi Tersenyum dan memegang tangan ku lalu berdiri di sampingku dan dia mengatakan, ” perkenal kan dia adalah adik ku yang pernah kuceritakan sama kamu”. lalu aku pun kenalan sama adknya yang sebelum nya dia akui sebagai pacar nya untuk mengetes diriku…!!!

Waktu malam itu juga kami putuskan udah jadian dan kami berjanji untuk mencoba saling mencintai, saling perhatiaan,saling menjaga, saling setia, saling menyayangi,nerima apa ada nya.
Keesokan harinya aku bahagia sekali karna aku udah jadian sama yang dulu aku fan’s banget sama cewe itu.! lalu aku cerita kepada teman - temanku dan teman ku memberikan selamat kepada ku. dan di hari ini juga aku mendapatkan surat darinya di dalam surat tersebut ada no HPnya. [ wahhh dia HP baru klo gak salah HPnya SE W 550i ]. dan waktu itu aku belum mempunyai HP [ tapi aku selalu make HP nya nyokap ku] kami pun sering SMSan ama dia. dan sering ketemuan…!!!

Sewaktu hari nyokapku pernah membersihkan kamarku dan aku lupa simpan foto dan surat -surat nya dewi…!!! sehinggah nyokapku membaca semua suratku, surat nya tuh ada 27 surat nya yang ku simpan, [ampe sekarang surat nya masih ada ].

Saya pun pulang sekolah dan saya merasa aneh terhadap nyokapku, aku bertanya,” mah ada apa seeh dari tadi senyum-senyum sendiri kaya orang gila aza tuh mah”. nyokapku tersenyum lagi dan menjawab, ” kak tadi ada cewek cari kamu nama nya dewi”. aku menjawab “Apa dewi, siapa tuh ko baru dengar namanya”. saya pura - pura gak tau getu…!!! trus nyokapku menjawab “gak usah bohong dehhh mamah dah tau ko klo kamu dah ada pacar nama nya dewi anak nya cantik lagi, dah mamah dukung aza klo kamu pacaran sama dia, Tpi harus kaka ingat jangan lupa aama pelajaran ya…..!!”. aku seneng banget klo nyokapku dukung aku pacaran dengan nya…!!!

Saya pun masuk ke kamar dan melihat kamarku yang sudah bersih dan aku pun mencari surat - surat dan fotonya dewi, lalu aku teriak ” mahhhhhh mana foto dan surat-suratnya dari dewi”. nyokapku bilang ” suratnya kusimpan di dekat ijazah kaka tuh dan fotonya ada di depan di pajang”. duh aku gembira mempunyai orang tua yang bisa mendukungku. setiap ada waktu dewi selaluku ajak kerumahku dan kuperkenalkan sama kedua orang tuaku. dewi juga selula membantu nyokap ku memasak dan biasa juga mengajarin adik ku yang masih di bangku smp kelas 1. Dewi emang anak yang cerdas, berarti saya gak salah pilih kan…!!!
begitu juga dirinya yang telah memperkenalkan diriku kepada orang tua nya,… !

Pertamanya seh orangtua dewi sempat gak setuju karna orang tuanya belum tau asal - usul keluargaku, karnah itu orang tua nya mau ketemu ama orang tuaku…!!!
Pada sewaktu hari orang tuanya dewi mau ketemu ama orang tuaku. dewi mengantarnya ke rumah ku tapi sebelum nya aku udah ngasitau sama orang tuaku klo orangtua nya dewi mau datang untuk silahturahmi…!

singkatnya…!!!
setibanya di rumahku bokapnya dewi ketemu ama bokap ku katanya,”loh pak udin [ nama bokap ku] ngapain disini” bokap ku mengatakan,”ini rumah ku pak riswan[nama bokapnya dewi]ini rumah ku yang baru, dari mana kamu tau rumah ku pak riswan sedangkan waktu itu aku ajak kesini kamu gak mau.
pak riswan mengatakan, ” duh pak udin, waktu itu kan aku lagi ada acara dirumah..” bokapku mengatakan,” oooooohhhhh pak riswan”.

Gak lama kemudian dari pagar halamam rumahku dewi datang. bokap ku mengatakan kepada dewi, “dewi orang tua mu mana apa dia jadi datang….???”.dengan tersenyum dengan manis, dewi mangatakan, ” pak ini bapakku dan di belakangku ini mamaku”.
dengan serentakkan orang tua kami berdua,” oooooooo kamu kah..” lalu orang tuaku dan orang tua dewi tanpa basa basi merestui kami berdua.Rupanya orang tuaku sama orang tuanya dewi adalah, dulunya mereka hidup

bersama sewaktu masih bujangngan dan perantauan dari satu kampung. Begitu juga nyokap nya dewi ama nyokap ku rupanya mereka adalah satu penetia ibu-ibu pengajian. Mereka udah bersahabat dari kecil, [ neh aku dengar dari cakap-cakapan mereka berdua...]. Kami pun di perboleh kan untuk pacaran [ alias sudah di restui n tunangan heheheh....]. Asal kan pelajaran dan cita-cita kami tidak terganggu.

Selesai itu aku gak ragu lagi ngajak dewi jalan-jalan, dan biasa aku datang kerumah nya untuk ngajarin dia, dan begitu juga dewi gak ragu sama orang tuaku dan orang tua nya untuk jalan bersama.Sewaktu dewi udah diterima di SMA aku selalu menjaga nya dari teman - temanku yang agak jahil dan pulang sekolah aku selalu ngantar dia ke rumah nya supaya dia pulang dengan selamat…

Begitulah kisah yang pernah ku alami sampai sekarang aku rasakan, untuk mendapat seorang yang cantik jelita di mata ku,
dewi.

Trim’s semua…..!!!

by:
fs, e-mail, YM : azay_ste@yahoo.com

"Untuk Yang Terakhir Kalinya"

Aku mempunyai sebuah cerita kisah cinta yang unik dan cukup menyedihkan bagiku karena saat ini aku benar-benar menjalaninya. Mungkin dalam ceritaku kali ini aku merubah sedikit nama kekasihku itu dengan nama “Celia” untuk melindungi privasinya, nama itu kuambil dari lagu ciptaan dari group band yang aku ikuti saat ini. Bagi temen-temen yang mungkin mempunyai cerita kisah cinta yang sama dengan ini kuharap kita dapat bertukar pikiran agar kita dapat menyikapi segala permasalahan yang ada dengan kedewasaan yang sempurna.

Aku sudah kurang lebih 4 tahun menjalin cinta dengan Celia, berawal dari aku duduk dibangku sekolah kelas 2 SMA (tepatnya tanggal 16 Februari 2008) hingga saat ini. Dan kisah cinta kami ini pun sudah mulai mencapai tahap keseriusan yang sempurna, karena kami telah menyusun konsep-konsep yang begitu rapi untuk menuju ke pelaminan dan andaikan kami memang berjodoh, kami juga telah merencanakan perjalanan rumah tangga kami dimasa depan. Dari awal kami menjalin kasih, kami telah mempunyai suatu prinsip bahwa kalau pacaran ga main-main tapi harus serius dan mempunyai target untuk kedepanya. Nah disitulah salah satu sisi aku menerima Celia sebagai kekasihku, karena sifat dan pola pikir yang dia miliki telah hampir sama dengan aku.

Setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun telah terlewati dan pada saat berjalan lima tahun sungguh dahsyat goncangan yang begitu besar telah menerpa tali percintaan kami. Ada pihak ketiga telah hadir di dalam hati Celia (kita panggil dia “Coper”). Aku bingung harus cerita gimana lagi, soalnya pada saat aku mengetik cerita ini sungguh air mataku telah jatuh setetes demi tetes membasahi tanganku. Mungkin aku dibilang lelaki yang cengeng atau apalah oleh teman-teman tapi bagiku no problem, karena disaat ini aku bermain dengan hatiku bukan dengan keegoan seorang laki-laki.

Pihak ketiga itu hadir pada saat cintaku dengan Celia mulai redup, jujur disaat itu perhatianku ke Celia benar-benar drop banget karena kesibukanku di Lab. Kukira Celia dapat memahami kesibukanku itu tapi ternyata “Ga”. Coper itu merupakan cowok yang dahulu sewaktu SMA pernah suka dengan Celia, saat itu aku pun tau kalau Coper mencoba untuk mendekati Celia. Ternyata pada saat itu Celia memilih aku, lalu aku buat kesepakatan dengan Celia agar Celia ga lagi berhubungan dengan dia. Dan mungkin saat itu Celia memang sayang dengan aku untuk itulah dia sepakat dengan perjanjian itu dan dia pun memberikan suatu syarat kepadaku agar aku juga ga lagi berhubungan dengan mantan kekasihku. Kisah itu terjadi pada saat aku SMA.

Cinta kami dari saat itu berjalan dengan mulus meskipun ada sesekali rintangan yang datang mungkin kami dapat menepisnya dan hingga sampailah saat ini tepanya bulan April 2008 semuaanya telah terungkap. Tabir-tabir kebohongan mulai sedikit demi sedikit terbuka di bibir Celia, perubahan-perubahan sikap dan perhatian pun mulai tercium dihidungku dan keganjalan dihatiku pun telah semakin menebal. Singkat cerita Dan aku pun datang ke Balikpapan untuk berkunjung ketempat Celia karena antara aku denga Celia tinggal terpisah antara dua kota Samarinda-Balikpapan. Disitulah aku mendapatkan suatu SMS di Handphone Celia membahas tentang Coper yang dikirim oleh temanya. Sungguh pedih, hancur dan retak hatiku saat kubaca SMS itu. Aku bertanya dengan Celia apa maksud semua ini? apakah cintamu kepadaku telah hilang? Apakah engkau telah bosan karena kita telah menjalin kasih dengan jarak terpisah ini? Dan apakah engkau telah melupakan janji-janji serta konsep dimasa mendatang untuk menuju kepelaminan? Celia pun menjawab “TIDAK, MAAPKAN AKU SAYANG, SMS ITU HANYALAH RENCANAKU UNTUK MENGERJAIN KAMU PADA SAAT TANGGAL 29 MEI INI ULTAHMU, AKU INGIN MELIHAT GIMANA KAMU KALAU CEMBURU UNTUK ITULAH MULAI BULAN APRIL INI AKU MULAI AKSIKU SEHINGGA KAMU GA CURIGA KEPADAKU NANTI KALAU AKU NGERJAIN KAMU, SEHINGGA AKU NANTINYA BERHASIL, TAPI SEMUANYA INI TELAH HANCUR KARENA KAMU MAU MUTUSIN AKU, DARIPADA AKU PUTUS MA KAMU SAYANG, LEBIH BAIK AKU BONGKAR AJA RENCANAKU INI.” Begitulah kata-kata Celia kepadaku dan spontan pun aku menerima semua apa yang Celia ucapkan kepadaku. Aku nerima semua itu karena dua hal: 1. Aku tahu Celia merupakan wanita yang jujur sama aku selama ini, 2. Aku berpikir mungkin disaat ini Celia ingin ngebalas kepadaku tentang apa yang aku lakukan pada Celia disaat Celia ULANG TAHUN dulu. Dari dua hal itulah yang membuat aku percaya banget ma dia.

Sebalik aku pulang ke Samarinda, masih tetap saja aku mecium keganjalan-keganjalan dihatiku dan kebohongan-kebohongan yang dilakukan Celia. Dan aku mempunyai rencana untk mengumpan Celia agar Celia berkata jujur pada aku. Disaat itu aku berpura-pura marah pada Celia dengan hal yang tidak jelas, aku bilang ke dia bahwa aku telah tau semua kebohongan yang dia lakukan padahal aku sama sekali ga tau apa-apa (bohong demi kebaikankan ga apa-apa kan). Dia bertanya kepadaku “kebohongan apa lagi sayang, Ade udah jujur ke sayang kalau ade ga berubah” dan aku menjawab” aku akan lebih marah dan akan ninggalin kamu jika kamu ga jujur ke aku dan aku ga akan pernah kasih tau ke ade apa kesalahan ade, aku ingin semua itu keluar dengan ikhlas dari bibir ade tanpa paksaan dari manapun” tekanan demi tekanan kulakukan dan akhirnya dia mulai sedikit jujur kepadaku bahwa dia memang masih berhubungan ma Coper saat ini. Sungguh disaat itu hatiku pecah, hancur berantakan karena Celia udah mulai ngelanggar janji yang telah dia buat saat ini. Aku berpikir andaikan aku tidak memaksa dan membuat rencana ini mungkin Celia tidak pernah mengaku kepadaku kalau dia berhubungan dengan Coper. Berarti kata-kata Celia untuk Ngerjain aku disaat ULTAHKU itu semuanya Bohong. Disaat itu pikiranku kacau dan semangat untuk mencapai KONSEP dimasa depan telah hancur berkeping-keping, segala rencana dan konsep yang telah aku bangun dan rencanakan selama ini akhirnya Celia sendiri yang hancurkan, apa maksud semua ini dan apa tujuanmu semua ini? Celia Menjawab” SAYANG PADA SAAT ITU JUJUR ADE MERASA KALAU SAYANG GA PERHATIAN LAGI MA ADE, SAYANG SIBUK DENGAN KERJAAN DI LAB. TRUS DATANG SI COPER YANG MEMBERIKAN PERHATIAN LEBIH KEPADA ADE MAKANYA ADE BEGINI, TAPI TENANG AJA SAYANG ADE AKAN TINGGALIN/GA BERHUBUNGAN LAGI MA COPER LAGI KARENA GA DA YANG BISA GANTIKAN POSISI SAYANG DI HATI ADE SAAT INI” ucapan Celia itu merupakan pukulan dan teguran yang sangat berat bagiku, dan aku berpikir AKU MEMANG SALAH dan pada hari itu juga aku mulai merubah semua kekuranganku pada Celia, aku ngeluarkan semua cintaku, perhatianku pada Celia bahkan begitu banyak pengorbanan yang telah aku lakukan untuk ngembalikan cinta Celia kepadaku. Aku rela bolak-balik Samarinda-Balikpapan dalam satu hari demi Celia, aku rela ninggalin Ujianku demi Celia dan Aku rela ninggalin Job-Job ku demi Celia. Karena aku berpikir dengan apa yang aku lakukan ini mungkin Celia dapat melihat bahwa aku bisa berubah dan dia ga akan merasa terbebani untuk ninggalin si Coper.

Semenjak kejadian itu Celia mulai kembali perhatian lagi ma aku dan sifat-sifatnya sudah mulai kembali dan kurasa Celia sudah mulai melupakan/ga berhubungan lagi ma Coper. Sejak itu pula perhatian dan Cintaku bener-bener kutingkatkan, pengorbananku bener-bener ku kerahkan lagi dan konsep serta rencana yang tadinya telah hancur dikit demi sedikit telah kubangun kembali dengan tujuan agar Celia ngerti kepadaku bahwa AKU SERIUS DAN SAYANG DENGANNYA.

Waktu terus berjalan hari berganti hari, akan tetapi mengapa dihatiku ini masih ada yang seperti mengganjal, masih ada seperti sesuatu hal yang disembunyikan dariku. Yang kutahu hatiku ga bisa dibohongi Karena hatiku telah menyatu dengan hatinya Celia. Aku mencoba cari cara lagi dengan bantuan temenku yang mempunyai kelebihan indera keenamnya yang bisa mengetahui kejadian yang akan maupun sudah terjadi. Aku mempunyai rencana untuk mencari no. Handphonenya Coper, agar nanti Celia aku suruh berbicara dengan Coper kalau dia ga berhubungan lagi dengannya. Singkat cerita Aku mencoba mencari no. Handphone Coper dan akhirnya aku hanya mendapat no. Teman dekatnya Coper. Lalu aku suruh Celia berbicara dengan temenya Coper dan meminta no hapenya Coper, awalnya sih aku minta sama Celia no. Hapenya Coper tapi katanya no.nya telah dihapusnya dan dia lupa no.nya . Sesudah Celia berbicara dengan temenya Coper lalu Celia jujur dan berkata kepadaku”MAAPKAN ADE SAYANG, SEBENARNYA SAMPAI SAAT INI ADE MASIH TETAP BERHUBUNGAN DAN JADIAN MA COPER KARENA ADE GA BISA NINGGALIN COPER BEGITU SAJA SAAT WAKTU ITU KARENA ADE KASIAN DENGAN COPER, DIA BAIK DENGAN ADE. WAKTU ITU SUDAH ADE PUTUSIN DIA TAPI TEMENYA BILANG JANGAN KAU PUTUSKAN DIA SAAT INI KARENA SAAT INI TEMEN-TEMENYA COPER GA ADA, JADI DIA HANYA SENDIRIAN SAJA DI ASRAMANYA DAN KAMI TAKUT KALAU DIA BERBUAT NEKAD UNTUK NGERUSAK DIRINYA” sejak mendengar ucapan dari Celia jujur aku ga sadar kalau air mataku telah jatuh setetes demi tetes, aku ga menyangka kalau aku disakiti Untuk Yang KESEKIAN kalinya dan aku dibohongi untuk yang KESEKIAN kalinya. Kenapa.....kenapa hal ini terjadi padaku????????? Pengorbanan yang telah aku lakukan, perhatian yang aku berikan dan cinta serta kasih sayang yang telah aku curahkan padanya ga sedikitpun dihargai, Mengapa mesti diakhir cerita lalu berkata jujur? Mengapa tunggu aku memaksa lalu harus berkata jujur? Dan sampai kapan kebohongan ini akan berakhir kalau aku tidak bertindak? Sungguh hatiku, impianku serta konsepku yang aku bangun padahal sebelumnya telah Celia hancurkan kini telah roboh kembali. Aku bingung harus bagaimana lagi dengan Celia apakah aku harus tetap bertahan dengannya hingga ujung waktu? Ataukah aku pergi meninggalkannya dan mencari Celia yang baru.

Disaat itu aku harus berpikir dengan jernih, mungkin inilah jalan hidupku dan aku harus bisa melewatinya karena untuk mencapai kebahagian pasti harus ada rintangan. Singkat cerita Aku memutuskan memberi Kesempatan “UNTUK YANG TERAKHIR KALINYA” pada Celia. Aku menyuruh Celia berbicara lewat handphone dengan Coper dihadapanku untuk nyelesaikan semua kisah mereka jika Celia masih sayang dengan aku dan ternyata Celia menyetujuinya. Disaat itu pula rupanya Coper mengira bahwa Celia udah bubaran ma aku karena Celia pernah bilang ke Coper bahwa aku pernah mutusin Celia waktu itu dan itu memang benar aku lakukan, akan tetapi aku hanya putus dalam hitungan beberapa jam dan aku kembali lagi ma Celia, oleh karena itu Coper mendekati Celia. Aku ga tau apa yang dirasakan oleh Coper kalau sebenarnya aku masih jadian dengan Celia. Mungkin saat itu hati Coper juga hancur berkeping-keping dan berantakan karena Celia juga telah membohongi Coper. Ini memang Gila. Celia telah membohongi dua orang Cowok sekaligus. Aku sempat terngengah ngeliat tingkah dan sikap yang dilakukan oleh Celia. Apakah Dia sadar dengan semua ini? Apakah dia khilaf dengan semua ini? Atau apakah dia telah menyesal dengan semua ini? Celia telah berubah, Celia yang berhati lembut dan teguh dengan prinsip hidup kini telah lenyap dimakan waktu. Kemanakah Celia yang dulu?

Semenjak kejadian itu akupun putus dengan Celia akan tetapi Celia meminta kepadaku untuk ga meninggalkan dia karena dia telah khilaf dan dia berjanji akan segera kembali menjadi Celia yang dulu lagi dan dia meminta agar aku memberi kesempatan SEKALI lagi padanya. Aku pun mencoba berbesar hati kepadanya untuk memberikan KESEMPATAN LAGI PADANYA. Meskipun disaat itu HATIKU HANCUR, SAKIT, SEDIH, BERANTAKAN DAN RUSAK olehnya, karena aku tau dan aku ga bisa membohongi perasaanku, sesakit apaun itu tetapi didalam hati kecilku AKU MASIH MENCINTAI DAN MENYAYANGI CELIA, aku ga mau kisah senang, susah,sedih dan luka selam 4 tahun ini berakhir dengan ending yang ga jelas ini.

Dan hingga saat ini hubunganku dengan Celia masih tetap berjalan. Usaha Celia untuk mengembalikan hati dan kepercayaanku yang telah hilang sudah mulai aku rasakan. Cinta Celia yang dulu telah mulai kembali, akan tetapi aku tidak menjamin APAKAH KISAH SEBELUMNYA MERUPAKN KISAH UNTUK YANG TERAKHIR KALINYA? APAKAH CELIA MAMPU MENJADI CELIA YANG DULU? DAN APAKAH CELIA MAMPU MENGEMBALIKAN CINTA DAN KEPARCAYAANKU YANG TELAH HILANG DENGAN SEMPURNA? MUNGKIN SAAT INI MERUPAKAN PEMBALASAN YANG DITIMPAKAN KE AQ, KARENA WAKTU SMA AKU JUGA PERNAH NGEDUAIN CELIA. AKAN TETAPI APA YANG AKU LAKUKAN DAHULU TIDAK SEBANDING DENGAN APA YANG DILAKUKAN CELIA SAAT INI KEPADAKU. MUNGKIN SEKITAR 1 : 100. PEMBALASAN CELIA LEBIH TELAK DILAKUKAN SELAMA 4 BULAN LEBIH SEMENTARA AKU HANYA DALAM HITUNGAN HARI.

Mungkin itulah sedikit pemaparan tentang cintaku, kuharap temen-temen mengerti semuanya yang telah dibaca dan dapat mengambil hikmahnya.

“CINTA TIDAK AKAN PERNAH DIRAIH TANPA PENGORBANAN DAN UNTUK MENDAPATKAN CINTA ITU, JUGA TIDAK MEMERLUKAN PENGORBANAN YANG BERLEBIH KARENA CINTA DAPAT MEMBUAT HATIMU RISAU, GALAU BAHKAN SEDIH”

Created By "cyberchems"